Rakernas Pemuda Katolik yang digelar di Minahasa Utara pada tanggal 26 hingga 29 Mei membahas berbagai persoalan kontekstual dan arah gerak Pemuda Katolik ke depan.
Agenda nasional yang bertempat di di Conventions Hall Sutan Raja Hotel tersebut dikemas dengan berbagai isu dan dan menjalin kolaborasi dengan pihak terkait, salah satunya Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
BKKBN menjadi salah satu lembaga yang menjadi narasumber dalam workshop Rakernas tersebut guna membahas permasalahan yang ada di berbagai daerah, khususnya masalah stunting, kesehatan remaja dan pengendalian pertumbuhan penduduk.
Riyo Kristian Utomo, Konsultan Ahli Program Bangga Kencana, Kedeputian KSP dalam paparannya mengungkapkan, Pemuda Katolik memiliki niat dan kesiapan untuk berkolaborasi dengan pihak BKKBN dalam rangka mewujudkan pencapaian Indeks Pembangunan Pemuda, agar kelak lahir generasi emas Indonesia yang berdaya saing.
“Mempersiapkan generasi gemilang di masa yang akan datang bukanlah langkah yang mudah, dibutuhkan dorongan dan kerjasama dari seluruh stakeholder masyarakat khususnya dari golongan Pemuda, karena dibutuhkan sebuah gerakan yang progresif revolusioner,” ungkap Riyo Kristian.
Hal senada dipertegas oleh Victor Palimbong. Direktur Bina Ketahanan Remaja – BKKBN, mengatakan, untuk mencapai cita-cita bersama ini, dirinya mendorong agar Pemuda Katolik dan BKKBN harus melakukan kerjasama yang konkret.
“Kerjasama ini yang nantinya akan diikat melalui Memorandum of Understanding (Nota Kesepahaman) sebagaimana diskusi intens yang dijajaki sebelumnya, dan disepakati akan di kick off pada bulan Juni mendatang.” ujarnya.
Menurutnya, perlu diadakan program edukasi di tengah masyarakat yang dimulai sejak dini, misalnya melalui sosialisasi bertema pemberdayaan teman sebaya sebagai pendidik dan konselor sebaya, pendidikan kesehatan sex remaja, serta edukasi sebelum perkawinan dan pasca perkawinan.
“Langkah-langkah kecil namun berdampak guna ini diharapkan mampu menjawab tantangan dan harapan dimasa yang akan datang.” katanya.
Dikatakannya bahwa pertumbuhan penduduk harus di kendalikan dan benar-benar direncanakan secara matang, perencanaan perkawinan juga harus sesuai usia ideal dan didukung oleh kesiapan mental dan finansial, sebab akan berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup dan lahirnya generasi baru kelak.
Sementara, Agustina Doren Selaku Wasekjen Bidang Perempuan dan Anak PP Pemuda Katolik mengungkapkan, Pemuda Katolik bersedia menjadi fasilitator sosialisasi kesehatan reproduksi dan seksual serta perilaku beresiko, juga akan menjadikan isu-isu kesehatan khususnya kesehatan reproduksi dan seksual menjadi salah satu materi penting yang dimasukkan dalam kurikulum pendidikan kader mulai dari tingkat kecamatan hingga kabupaten kota dan Provinsi.
“Agenda ini nantinya akan menjadi agenda Nasional Pemuda Katolik yang akan dilanjutkan di 37 Keuskupan dan seluruh Komda dan Komcab yang ada di seluruh Indonesia.” terangnya.
Harapan kami, tambahnya, dengan adanya kegiatan PIK-R ini semakin memberikan pengetahuan kepada remaja dan orang tua untuk lebih menyiapkan diri dalam persiapan perkawinan, kehamilan dan kehidupan ditengah masyarakat.
Hal ini juga mendapat atensi khusus dari Ketua Umum Pemuda Katolik Stefanus Asat Gusma yang dalam pernyataannya di sela-sela diskusi teraebut. Gusma menegaskan bahwa, kemitraan Pemuda Katolik dengan BKKBN ini merupakan salah satu upaya penting untuk memerangi stunting dan menciptakan keluarga berkualitas melalui kegiatan keluarga, kependudukan dan program keluarga berencana kepada masyarakat luas.
“Pemuda Katolik siap membantu dan bekerja sama dengan BKKBN dalam mewujudkan cita-cita bersama ini.” tutur Ketum PP Pemuda Katolik tersebut.*